UntukAnda Yang ingin putranya menjadi muslim yang baik Yang mau putranya tampil kekinian tanpa meninggalkan identitas keislaman. Miliki Setelan Anak Best Seller Kualitas Premium ini sekarang: Bahan : Cotton cvc Ukuran: 2,4 dan 6 Sesuai Usia Anak Harga: Rp. 225.000,- Ukuran: 8, 10, 12 Sesuai Usia Anak Harga: Rp. 235.000,- Ukuran : S-M-L-XL 255.000 Ukuran : XXL-XXXL-XXXXL 280.000 Model Kerah
Download audio السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين Halaqah yang ke-42 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Memperbanyak Al Hasanah Kebaikan Dan Menghilangkan As Sayyiah Dosa Bagian 2”. Diantara cara memperbanyak Al Hasanah dan menghilangkan As Sayyiah dosa Ke Tiga ✓ Memanfaatkan kenikmatan Allah yang telah diberikan kepada kita semaksimal mungkin. Seperti kenikmatan ilmu agama, kesehatan, waktu luang, harta benda, anggota badan yang lengkap dan sehat, jabatan, kenikmatan teknologi, kecerdasan, kenikmatan berbicara, dan lain-lain. ✓ Menggunakan kenikmatan tersebut di jalan Allah Subhānahu wa Ta’āla dengan niat yang benar yaitu untuk mencari pahala Allah Subhānahu wa Ta’āla. Rasulullah shallallāhu alayhi wa sallam bersabda yang artinya “Dua nikmat yang banyak manusia yang rugi di dalamnya, kesehatan dan waktu luang.” Hadits shahih riwayat Bukhari. Di dalam hadits yang lain Beliau Shalallahu alayhi wassallam mengatakan yang artinya “Sesungguhnya orang-orang kaya, mereka adalah orang-orang yang sedikit hasanahnya pada hari kiamat kecuali orang yang Allah berikan kekayaan kemudian bershadaqah kepada yang ada di kanannya, kirinya, depan, dan belakangnya dan beramal dengan kekayaan tersebut, amalan yang baik Hadits shahih riwayat Bukhari dan Muslim. Ke Empat Memperbaiki amalan supaya diterima di sisi Allah Subhānahu wa Ta’āla. Karena amalan bisa menjadi hasanah bagi seseorang bila diterima di sisi Allah. Dan syarat diterimanya amalan ada 2 yaitu ⑴ Ikhlash ⑵ Sesuai dengan sunnah Rasulullah shallallāhu alayhi wa sallam. Ke Lima Bertaubat dari dosa yang diiringi dengan iman dan amal shalih. Karena barangsiapa yang melakukan yang demikian itu maka dosanya akan diganti dengan hasanah. Allah Subhānahu wa Ta’āla menyebutkan bahwasanya, • Orang yang menyekutukan Allah Subhānahu wa Ta’āla. • Membunuh jiwa tanpa haq. • Berzina Maka mereka akan mendapatkan adzab yang pedih di hari kiamat, kecuali apabila dia • Bertaubat • Beriman • Mengerjakan amal shalih Maka Allah Subhānahu wa Ta’āla akan mengganti dosa-dosa mereka menjadi sebuah kebaikan. QS Al Furqan 68-70 Ke Enam Memperbanyak istighfar. ⇒ Setiap • Melakukan dosa, atau • Kurang bersyukur atas nikmat, atau • Kurang dalam melakukan kewajiban atau, • Lalai dari mengingat Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Rasulullah shallallāhu alayhi wa sallam bersabda طُوْبَى لِمَنْ وَجَدَ فِيْ صَحِيْفَتِهِ اِسْتِغْفَارًاكَثِيْرًا “Tuba bagi orang yang menemukan di dalam kitabnya istighfar yang banyak.” Hadits shahih riwayat Ibnu Majah ⇒ Tuba • Ada yang mengatakan maknanya adalah surga. • Ada yang mengatakan maknanya adalah nama pohon di surga. Ke Tujuh Tidak melakukan amalan yang mengurangi pahalanya. Rasulullah shallallāhu alayhi wa sallam bersabda yang artinya “Aku mengetahui ada sebagian umatku yang akan datang pada hari kiamat dengan membawa hasanah sebesar gunung-gunung Tihamah. Maka Allah Subhānahu wa Ta’āla menjadikan hasanah tersebut seperti debu yang beterbangan. Maka salah seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah shallallāhu alaihi wa sallam tentang sifat mereka. Maka Rasulullah shallallāhu alayhi wa sallam mengabarkan bahwasanya mereka adalah saudara-saudara kita, shalat malam sebagaimana kita shalat malam, akan tetapi mereka apabila dalam keadaan sendiri dengan sesuatu yang diharamkan, mereka pun melanggarnya. Hadits shahih riwayat Ibnu Majah Itulah yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini. والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته Abdullah Roy, Di kota Al Madinah Materi audio ini disampaikan di dalam grup WA Halaqah Silsilah Ilmiyyah HSI Abdullah Roy.
BerimanKepada Hari Akhir 12 Manfaat Mempelajari Iman Kepada Hari Akhir KAJIAN RUTIN MASJID AL-KHOIR Kajian Umum Materi: Silsilah Belajar Tauhid (Halaqah KE-
👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Hari Akhir 🔊 Halaqah 41 Memperbanyak Al-Hasanah Kebaikan Dan Menghilangkan As-Sayyiah Dosa Bagian 01 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 MEMPERBANYAK AL-HASANAH KEBAIKAN DAN MENGHILANGKAN AS-SAYYIAH DOSA BAGIAN 1 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-41 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang Memperbanyak Al-Hasanah Kebaikan Dan Menghilangkan As-Sayyiah Dosa Bagian 01. Seorang yang beriman kepada hari akhir dan beriman bahwasanya kelak akan dihisab maka hendaklah dia memohon rahmat dari Allah kemudian mengambil sebab supaya memiliki Al-Hasanah sebanyak mungkin dan menghilangkan dosa sebisa mungkin. Di antara caranya 1⃣ Yang pertama adalah menjaga tauhid yang merupakan hasanah atau kebaikan yang paling besar. Dan merupakan pondasi bagi hasanah yang lain. Dan merupakan sebab diampuninya dosa seseorang. 2⃣ Yang kedua, mencari amalan yang paling afdhal. Yang apabila dilakukan maka dia akan mendapatkan hasanah yang banyak. Yang demikian karena kita sangat butuh dengan hasanah yang banyak, sementara waktu untuk mendapatkannya adalah sangat terbatas. 🔖 Amalan yang paling afdhal setelah rukun islam dan kewajiban-kewajiban agama yang lain, adalah tiga amalan yaitu ✅ Menuntut Ilmu Agama, ✅ Jihad Fii Sabilillah ✅ Dan Dzikrullah yang dilakukan dengan khusyu’ di sebagian besar waktunya. 📌 Amalan yang wajib lebih afdhal dan lebih besar pahalanya dari pada amalan sunnah. 📌 Amalan yang wajib ain yaitu yang wajib atas semuanya lebih afdhal dari pada amalan yang wajib kifayah yang apabila dilakukan oleh sebagian maka gugur atas yang lain. 📌 Kewajiban yang berkaitan dengan hak Allah lebih afdhal dari pada kewajiban yang berkaitan dengan hak makhluk. 📌 Amalan yang lebih afdhal adalah amalan yang dilakukan dengan lebih ikhlas dan lebih mengikuti sunnah Rasulullah 📌 Amalan sedikit yang mudah dikerjakan tanpa memberatkan diri dan dilakukan secara terus-menerus, lebih afdhal dari pada amalan yang banyak tapi terputus. Rasulullah bersabda yang artinya “Amalan Yang paling dicintai Allah adalah yang paling dilakukan terus-menerus meskipun sedikit” HR. Bukhari dan Muslim. 📌 Terkadang sebuah amalan afdhal bagi sebagian, namun belum tentu afdhal bagi yang lain. 📌 Amalan yang manfaatnya sampai kepada orang lain lebih afdhal dari pada amalan yang manfaatnya hanya untuk diri-sendiri. Contohnya seperti shadaqah dan dakwah fii sabilillah. Rasulullah bersabda yang artinya “Barang siapa yang mengajak kepada petunjuk, maka dia mendapatkan pahala orang yang mengikutinya. Tidak dikurangi dari pahala mereka sedikitpun” Hadits Shahih Riwayat Muslim. 📌 Amalan yang dikerjakan di waktu yang mulia lebih afdhal. Seperti amalan yang dikerjakan di Bulan Ramadhan dan amalan yang dikerjakan pada sepuluh hari yang pertama di Bulan Dzulhijjah. 📌 Sebagian amalan lebih afdhal dikerjakan di tempat mulia tertentu. Seperti sholat di Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan Masjidil Aqsa. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وبا لله التوفيق والهداية و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Hari Akhir 🔊 Halaqah 42 Memperbanyak Al-Hasanah Kebaikan Dan Menghilangkan As-Sayyiah Dosa Bagian 02 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 MEMPERBANYAK AL-HASANAH KEBAIKAN DAN MENGHILANGKAN AS-SAYYIAH DOSA BAGIAN 2 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-42 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang Memperbanyak Al-Hasanah Kebaikan Dan Menghilangkan As-Sayyiah Dosa Bagian 02. Di antara cara memperbanyak Al-Hasanah dan menghilangkan As-Sayyi’ah dosa 3⃣. Memanfaatkan kenikmatan Allah yang telah diberikan kepada kita semaksimal mungkin. Seperti kenikmatan ilmu agama, kesehatan, waktu luang, harta benda, anggota badan yang lengkap dan sehat, jabatan, kenikmatan teknologi, kecerdasan, kenikmatan berbicara dan lain-lain. Menggunakan kenikmatan tersebut di jalan Allah dengan niat yang benar, yaitu untuk mencari pahala Allah. Rasulullah bersabda yang artinya “Dua nikmat yang banyak manusia yang rugi di dalamnya, kesehatan dan waktu luang”Hadits Shahih Riwayat Bukhari. Dalam hadits yang lain Beliau mengatakan yang artinya “Sesungguhnya orang-orang kaya, mereka adalah orang yang sedikit hasanahnya pada hari kiamat. Kecuali orang yang Allah berikan kekayaan kemudian bershadaqah kepada yang ada di kanannya, kirinya, depan dan belakangnya dan beramal dengan kekayaan tersebut, amalan yang baik” Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim. 4⃣. Adalah dengan memperbaiki amalan supaya diterima di sisi Allah Karena amalan bisa menjadi hasanah bagi seseorang bila diterima di sisi Allah Dan syarat diterimanya amalan ada dua yaitu ikhlas dan sesuai dengan sunnah Rasulullah. 5⃣. Adalah bertaubat dari dosa, yang diiringi dengan iman dan amal shaleh. Karena barang siapa yang melakukan yang demikian itu, maka dosanya akan diganti dengan hasanah. Allah menyebutkan bahwasanya “Orang yang menyekutukan Allah membunuh jiwa tanpa hak, berzina, maka mereka akan mendapatkan azab yang pedih di hari kiamat. Kecuali apabila dia bertaubat, beriman dan mengerjakan amal shaleh, maka Allah akan mengganti dosa-dosa mereka menjadi sebuah kebaikan” Al-Furqan 68-70 6⃣. Memperbanyak istighfar setiap melakukan dosa atau kurang bersyukur atas nikmat, atau kurang dalam melakukan kewajiban atau lalai dari mengingat Allah. Rasulullah bersabda طُوْبَى لِمَنْ وَجَدَ فِيْ صَحِيْفَتِهِ اِسْتِغْفَارًاكَثِيْرًا “Thuuba bagi orang yang menemukan di dalam kitabnya istighfar yang banyak” Hadits Shahih Riwayat Ibnu Majah. ➡ Thuuba ada yang mengatakan maknanya adalah surga, ada juga yang mengatakan maknanya adalah nama pohon di surga. 7⃣. Tidak melakukan amalan yang mengurangi pahalanya. Rasulullah bersabda yang artinya “Aku mengetahui ada sebagian umatku yang akan datang pada hari kiamat dengan membawa hasanah sebesar gunung-gunung thihamah. Maka Allah menjadikan hasanah tersebut seperti debu yang beterbangan. Maka salah seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah tentang sifat mereka, Maka Rasulullah mengabarkan bahwasanya mereka adalah saudara-saudara kita. Sholat malam sebagaimana kita sholat malam, akan tetapi mereka apabila dalam keadaan sendiri dengan sesuatu yang diharamkan, mereka pun melanggarnya” Hadits Shahih Riwayat Ibnu Majah. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وبا لله التوفيق والهداية و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Hari Akhir 🔊 Halaqah 43 Memperbanyak Al-Hasanah Kebaikan Dan Menghilangkan As-Sayyiah Dosa Bagian 03 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 MEMPERBANYAK AL-HASANAH KEBAIKAN DAN MENGHILANGKAN AS-SAYYIAH DOSA BAGIAN 3 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-43 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang Memperbanyak Al-Hasanah Kebaikan Dan Menghilangkan As-Sayyiah Dosa Bagian 03. Di antara cara memperbanyak Al-Hasanah dan menghilangkan As-Sayyi’ah 8⃣. Adalah bersabar atas musibah dan ujian. Rasulullah bersabda مَا يَزَالُ الْبَلاَءُ بِالْمُؤْمِنِ وَالْمُؤْمِنَةِ فِي جَسَدِهِ وَمَالِهِ وَوَلَدِهِ حَتَّى يَلْقَى اللهَ وَمَا عَلَيْهِ خَطِيْئَةٌ Senantiasa ujian menimpa seorang mu’min dan mu’minah, di dalam dirinya, anaknya dan juga hartanya sampai dia bertemu Allah dan dia tidak memiliki dosa Hadits Shahih Riwayat Tirmidzi. Di dalam hadits yang lain, beliau Rasulullah mengatakan yang artinya Ketika orang-orang yang terkena musibah di dunia mendapatkan pahala pada hari kiamat, maka ahlul afiah orang-orang yang tidak banyak terkena musibah akan berkeinginan seandainya kulit-kulit mereka digunting di dunia Hadits Hasan Riwayat Tirmidzi. 📗 Yang demikian karena mereka melihat besarnya pahala orang-orang yang bersabar, Sebagaimana firman Allah إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّـٰبِرُونَ أَجۡرَهُم بِغَيۡرِ حِسَابٍ۬ “Sesungguhnya akan disempurnakan pahala orang-orang yang bersabar tanpa batas” Az-Zumar 10 9⃣. Adalah beramal shaleh secara umum berdasarkan dalil-dalil yang shahih, seperti membaca Al-Quran, berpuasa dan lain-lain. Rasulullah bersabda yang artinya Barang siapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah yaitu Al-Quran, maka setiap huruf dia akan mendapatkan satu hasanah. Dan satu hasanah akan dilipatgandakan menjadi sepuluh hasanah Hadits Shahih Riwayat Tirmidzi. Di dalam sebuah hadits disebutkan bahwasanya setiap amalan anak Adam, satu hasanah akan dilipatgandakan menjadi sepuluh hasanah sampai tujuh ratus. Kecuali puasa, karena sesungguhnya puasa adalah untuk Allah dan Dia-lah yang akan membalasnya Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim. 📗 Mintalah senantiasa kepada Allah pertolongan di dalam beramal, beramallah sebaik mungkin dan mohonlah kepada Allah supaya diterima. 📗 Dan ketahuilah bahwasanya amal kita hanyalah sebab dan bukan pengganti kenikmatan surga dan keselamatan dari neraka. 📗 Seandainya seseorang beramal semaksimal mungkin, sebaik-baiknya selama hidupnya, niscaya tidak cukup untuk membalas kenikmatan Allah di dunia. 📗Maka bagaimana dengan kenikmatan akhirat. Rahmat atau kasih sayang dan anugerah Allah-lah yang lebih kita harapkan. Rasulullah bersabda yang artinya Amalan seseorang tidaklah memasukkan dia ke dalam surga. Para sahabat berkata, “Tidak juga engkau yaa Rasulullah?” Beliau menjawab, “Tidak juga saya, kecuali Allah melimpahkan kepadaku anugerah dan rahmatnya Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وبا لله التوفيق والهداية و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Hari Akhir 🔊 Halaqah 44 Pertanyaan Ketika Hisab Bagian 01 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 PERTANYAAN KETIKA HISAB BAGIAN 1 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-44 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang Pertanyaan Ketika Hisab Bagian 01. Ketika hisab, Allah akan berbicara dengan para hamba dengan cara yang sesuai dengan keagungan Allah. Allah akan bertanya tentang apa yang sudah mereka lakukan di dunia. Rasulullah bersabda yang artinya “Tidaklah di antara kalian kecuali Rabbnya akan berbicara kepadanya. Tidak ada antara dia dengan Allah penerjemah. Dia akan melihat di sebelah kanannya, maka dia tidak melihat kecuali amalan yang sudah ia lakukan. Dan melihat sebelah kirinya, maka dia tidak melihat kecuali amalan yang sudah ia lakukan. Dan akan melihat depannya, maka dia tidak melihat kecuali neraka berada di depannya. Maka jagalah diri kalian dari neraka meskipun dengan separuh buah kurma”Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim. Adapun hadits yang berisi bahwasanya ada tiga golongan yang Allah tidak akan berbicara dengan mereka pada hari kiamat. – Orang yang mengungkit-ungkit pemberian, – Orang yang menjual barang dengan sumpah palsu, – Orang yang musbil yaitu memanjangkan pakaian di bawah mata kaki, yaitu bagi laki-laki Hadits Shahih Riwayat Muslim Maka yang dimaksud dalam hadits ini seperti yang dikatakan oleh sebagian ulama bahwasanya Allah tidak akan berbicara dengan mereka dalam keadaan ridha. Tapi Allah akan berbicara kepada mereka dalam keadaan marah. DIANTARA HAL YANG DI TANYAKAN DI HARI KIAMAT 1⃣. Adalah tentang tauhid kita kepada Allah. Allah Berfirman فَلَنَسۡـَٔلَنَّ ٱلَّذِينَ أُرۡسِلَ إِلَيۡهِمۡ وَلَنَسۡـَٔلَنَّ ٱلۡمُرۡسَلِينَ “Maka sungguh kami akan tanya umat yang telah diutus kepada mereka para Rasul. Dan sungguh kami akan tanya para Rasul.” Al-A’raf 6 Kita akan ditanya, bagaimana kita akan menjawab ajakan Rasul dan ajakan Rasul yang paling besar adalah Tauhid. Di antara hal yang akan ditanyakan pada hari kiamat adalah kenikmatan yang Allah berikan kepada kita di dunia. Allah Berfirman ثُمَّ لَتُسۡـَٔلُنَّ يَوۡمَٮِٕذٍ عَنِ ٱلنَّعِيمِ “Kemudian sungguh-sungguh kalian akan ditanya pada hari itu, tentang kenikmatan” At-Takatsur 8 Di antara kenikmatan tersebut adalah kenikmatan makanan dan minuman bagaimanapun sederhananya di pandangan manusia. Rasulullah bersabda yang artinya “Sesungguhnya pertanyaan pertama yang akan ditanyakan kepada seorang hamba pada hari kiamat tentang kenikmatan adalah akan ditanyakan kepadanya, “Bukankan Kami telah menyehatkan badanmu dan memberimu air yang dingin?” Hadits Shahih Riwayat Tirmdzi. Di dalam hadits yang lain Rasulullah bersabda yang artinya “Tidak akan bergerak kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat, sampai ditanya tentang umurnya untuk apa dia gunakan, dan ditanya tentang ilmunya apa yang telah dia amalkan, dan akan ditanya tentang hartanya dari mana dia dapatkan dan dalam perkara apa dia gunakan. Dan akan ditanya tentang anggota badannya untuk apa dia gunakan” Hadits Shahih Riwayat Tirmidzi. 🌤 Orang yang mensyukuri nikmat tersebut, dialah yang akan selamat. 🌤 Mensyukuri dengan hati, lisan maupun perbuatan. 🌤 Hatinya mengakui kenikmatan tersebut, bahwasanya itu adalah dari Allah 🌤 Lisannya bersyukur dan memuji Allah dan dia mempergunakan kenikmatan tersebut di dalam hal yang diperbolehkan oleh Allah Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وبا لله التوفيق والهداية و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Hari Akhir 🔊 Halaqah 45 Pertanyaan Ketika Hisab Bagian 02 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 PERTANYAAN KETIKA HISAB BAGIAN 2 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-45 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang Pertanyaan Ketika Hisab Bagian 02. DIANTARA HAL YANG DI TANYAKAN ALLAH KETIK HISAB Adalah pendengaran, penglihatan dan hati kita. Allah Berfirman وَلَا تَقۡفُ مَا لَيۡسَ لَكَ بِهِۦ عِلۡمٌۚ إِنَّ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡبَصَرَ وَٱلۡفُؤَادَ كُلُّ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ كَانَ عَنۡهُ مَسۡـُٔولاً۬ “Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak punya ilmunya. Sesungguhnya setiap manusia kelak akan ditanya tentang pendengaran, penglihatan dan hatinya.” Surat Al-Isra’ 36 📗 Dengan demikian hendaklah seorang muslim menjaga pendengaran, penglihatan dan hatinya dari apa yang Allah haramkan. Di antara yang akan ditanyakan adalah perjanjian. Allah Berfirman وَأَوۡفُواْ بِٱلۡعَهۡدِۖ إِنَّ ٱلۡعَهۡدَ كَانَ مَسۡـُٔولاً۬ “Dan sempurnakanlah perjanjian karena sesungguhnya perjanjian akan ditanyakan.” Al-Isra’ 34 📗 Dan perjanjian di sini mencakup perjanjian seorang hamba kepada Allah maupun kepada makhluk. 📗 Seorang muslim dituntut untuk menyempurnakan janjinya. 📗 Di antara hal yang akan ditanyakan adalah tentang amanat yang telah Allah berikan kepada kita. Rasulullah bersabda yang artinya “Setiap kalian adalah penjaga amanat dan setiap kalian akan ditanya tentang amanat tersebut. Seorang imam atau pemimpin negara adalah penjaga amanat dan dia akan ditanya tentang amanat tersebut. Seorang bapak adalah penjaga amanat di dalam keluarganya dan dia akan ditanya tentang amanat tersebut. Seorang ibu adalah seorang penjaga amanat di dalam rumah suaminya dan dia akan ditanya tentang apa yang dia jaga. Dan seorang pembantu adalah penjaga amanat harta majikannya dan dia akan ditanya tentang amanat tersebut” Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim. 🔰 Seorang pemimpin mendapat amanat dari Allah untuk menegakkan hukum-hukum Allah atas rakyatnya dan berbuat adil. 🔰 Seorang bapak mendapat amanat untuk memimpin keluarga dan membawa mereka kepada kebaikan serta memberikan hak-hak mereka. 🔰 Seorang ibu mendapat amanat untuk mengurus rumah tangga, mengurus anak, menasihati suami dan lain-lain. 🔰 Seorang pembantu mendapat amanat untuk menjaga harta majikannya dan melaksanakan pekerjaan sebagai seorang pembantu. 📢 Masing-masing kita hendaknya melaksanakan amanat dan kewajiban sebaik-baiknya apapun peran kita sesuai dengan yang Allah perintahkan. 📢 Baik kita sebagai seorang pemimpin maupun yang dipimpin. 📢 Baik sebagai juru dakwah maupun yang didakwahi. 📢 Baik sebagai suami maupun seorang istri. 📢 Baik sebagai seorang ayah atau ibu maupun anak. Baik sebagai seorang guru ataupun murid dan lain-lain, masing-masing hendaknya melaksanakan amanat dan kewajiban sebaik-baiknya. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وبا لله التوفيق والهداية و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍
Halaqahyang ke-52 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Hari Akhir adalah Tinggalnya Orang-Orang Yang Beriman Dan Orang-Orang Munafiq. Di dalam hadits Abu Said Al-Khudri yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhori dan Muslim disebutkan bahwasanya setelah orang-orang kafir baik musyrikin maupun ahlul kitab digiring ke neraka, maka tidak tersisa
🎙 Ustadz Dr. Abdullah Roy, حفظه لله تعالى 📗 Beriman Kepada Hari Akhir السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين Halaqah yang ke-42 dari Silsilah Berimān Kepada Hari Akhir adalah tentang”Keadaan Manusia Ketika Hisāb” Ada di antara manusia yang kelak akan sulit hisābnya, ada yang mudah, dan ada di antara mereka yang sama sekali tidak dihisāb. Orang-orang kāfir menurut pendapat yang lebih kuat meskipun amalan mereka adalah amalan yang sia-sia namun mereka akan dihisāb dan ditanya oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Sebagai celaan kepada mereka dan untuk menunjukkan keadilan Allāh serta menegakkan hujjah atas mereka. Hisāb terhadap orang-orang kāfir akan sangat teliti. Rasūlullāh shallallāhu alayhi wa sallam bersabda وَمَنْ نُوقِشَ الْحِسَابَ هَلَكْ “Barang siapa yang diperiksa dengan teliti hisābnya, maka dia akan binasa” Hadīts Riwayat Bukhāri dan Muslim Adapun orang-orang yang berimān maka mereka akan dihisāb dengan hisāb yang mudah. Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman فَأَمَّا مَنۡ أُوتِىَ كِتَـٰبَهُ ۥ بِيَمِينِهِۦ ٧ فَسَوۡفَ يُحَاسَبُ حِسَابً۬ا يَسِيرً۬ا ٨ “Adapun orang yang diberi kitāb dengan tangan kanannya,maka dia akan dihisāb dengan hisāb yang mudah”. QS Al-Insyiqaq 7-8 Dan yang dimaksud dengan hisāb yang mudah disebutkan oleh Rasūlullāh shallallāhu alayhi wa sallam dalam sebuah hadīts yang artinya “Sesungguhnya Allāh akan mendekatkan seorang mu’min kemudian menutupinya, kemudian Allāh berkata kepadanya, “Apakah kamu mengetahui dosa ini? Apakah kamu mengetahui dosa ini?” Maka orang mu’min tersebut akan berkata, “Iya wahai Rabbku”. Sehingga ketika Allāh Subhānahu wa Ta’āla sudah membuatnya mengakui dosa-dosanya dan hamba tersebut melihat bahwasanya dirinya binasa yaitu karena dosa-dosanya tersebut, maka Allāh berkata aku telah menutupi dosa-dosamu ini di dunia dan aku mengampuninya untukmu hari ini. Maka diapun diberi kitāb kebaikan-kebaikannya”. Hadits Riwayat Bukhāri dan Muslim Rasūlullāh shallallāhu alayhi wa sallam mengabarkan bahwasanya ada 70 ribu orang dari umatnya yang kelak tidak dihisāb sama sekali. Rasūlullāh shallallāhu alayhi wa sallam menyebutkan bahwasannya mereka adalah ⑴ Orang-orang yang tidak pernah minta diobati dengan besi panas ⑵ Tidak minta diruqyah oleh orang lain ⑶ Tidak bertathayyur yaitu menganggap sial dengan melihat burung ataupun semisalnya Dan mereka hanya bertawakal kepada Allāh. Di antara mereka adalah seorang sahabat Ukasyah Ibnu Mihshan Hadīts Riwayat Bukhāri dan Muslim Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
Halaqahyang ke-70 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang Al-Jannah dan kenikmatannya (Bagian 5) Sebagian besar penduduk surga adalah orang-orang lemah. Rosululloh Sholallohu Alaihi Wasallam bersabda :
🎙 Ustadz Dr. Abdullah Roy, حفظه لله تعالى 📗 Silsilah Al-Ushulu Ats-Tsalasah سم اللّه الرحمن الرحيم السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه Halaqah yang ke-42 dari Silsilah Ilmiyyah Penjelasan Kitāb Al-Ushūlu Ats-Tsalātsah wa Adillatuhā 3 Landasan utama dan dalīl-dalīlnya yang dikarang oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahāb bin Sulaimān At Tamimi rahimahullāh. Beliau rahimahullāh mengatakan وأدناها إماطة الأذى عن الطريق Cabang-cabang keimanan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dijalan. ⇒ Cabang yang paling bawah adalah yang paling kecil pahalanya yaitu menyingkirkan gangguan di jalan. Contoh Seseorang melihat dijalan ada sesuatu yang bisa membuat ban bocor atau ada sesuatu yang dikhawatirkan terkena kaki seseorang atau ada lubang yang dikhawatirkan bila ada sepeda lewat bisa jatuh. Kemudian dia singkirkan gangguan tersebut, jika dia melakukannya dengan mengharap pahala dari Allāh, maka dia akan mendapatkan pahala, meskipun pahalanya kecil. Menyingkirkan gangguan di jalan adalah cabang keimanan yang paling rendah namun jangan beranggapan bahwa orang yang tidak menyingkirkan gangguan di jalan dia tidak memiliki keimanan. JANGAN dipahami demikian ! Jika cabang keimanan yang paling rendah saja dia tidak punya menunjukkan dia telah keluar dari Islām. JANGAN dipahami demikian ! Pemahaman yang benar wallāhu ta’āla a’lam adalah seperti yang tadi kita sebutkan bahwasanya menyingkirkan gangguan di jalan adalah cabang keimanan yang pahalanya paling kecil dan TIDAK berarti orang yang tidak melakukannya kemudian dia keluar dari Iman atau keluar dari Islām. Banyak diantara kita umat Islām ketika melihat sesuatu yang menganggu orang lain di jalan dia biarkan saja. Bahkan dia sendiri yang menjadi penyebabnya menganggu orang lain misalnya dengan parkir sembarangan. Perkara ini tidak diajarkan di dalam agama Islām ! √ Ketika sedang kajian jangan kita parkir sembarangan. √ Jangan sampai kotoran dari rumah kita menganggu orang lain di jalan. Orang beriman memiliki perasaan jangan sampai dia menjadi sebab terganggunya orang lain di jalan. Ketika kita melihat gangguan di jalan yang bisa menganggu orang lain kita diperintahkan untuk menyingkirkan. Dan kita diperintahkan untuk tidak menjadi sebab terganggunya orang lain dijalan. Apakah yang kecil ini Allāh sia-siakan di akhirat? Tidak. فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًۭا يَرَهُ “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat balasan nya.” QS. Al-Zalzalah 7 مَن جَآءَ بِٱلْحَسَنَةِ فَلَهُۥ عَشْرُ أَمْثَالِهَا “Orang yang datang membawa kebaikan di akhirat maka baginya pahala sepuluh kali lipat amalnya.” QS. Al-An’ām 160 Bukan semuanya kemudian dilipat-gandakan hanya 10 kali. Tidak Allāh akan lipat-gandakan sesuai dengan kehendaknya, di lihat dari keikhlāsan, kesungguhannya dan mutaba’ahnya, mungkin bisa 20, 50, 100 sampai 700 bahkan bisa lebih. Disebutkan di dalam hadīts بَيْنَما كَلْبٌ يُطيف بِركِيَّةٍ قَدْ كَادَ يقْتُلُه الْعطَشُ إِذْ رأتْه بغِيٌّ مِنْ بَغَايا بَنِي إِسْرَائيلَ، فَنَزَعَتْ مُوقَهَا فاسْتَقت لَهُ بِهِ، فَسَقَتْهُ فَغُفِر لَهَا بِهِ “Telah diampuni seorang wanita pezina yang lewat di depan anjing yang menjulurkan lidahnya pada sebuah sumur. Dia berkata, “Anjing ini hampir mati kehausan”. Lalu dilepasnya sepatunya lalu diikatnya dengan kerudungnya lalu diberinya minum. Maka diampuni wanita itu karena memberi minum.” Allāh melihat keikhlāsan wanita ini, dia melakukannya tanpa ada seorangpun yang melihat tanpa seorang pun yang memuji, dia lakukan karena Allāh, sehingga Allāh mengampuni dosa-dosanya. Dosa berzina adalah dosa besar, dilakukan bukan hanya sekali atau dua kali tapi ini dijadikan sebagai mata pencaharian tapi Allāh mengampuni dosanya dengan sebab keikhlāsan menolong seekor anjing yang kehausan. Ini adalah syahid terkadang amalan yang kecil jika kita sertai dengan keikhlasan maka akan menjadi pahala yang besar disisi Allāh. Kemudian setelahnya beliau menyebutkan cabang-cabang keimanan yang berada diantara yang tinggi dan yang rendah. Beliau rahimahullāh mengatakan والحياء شعبة من الإيمان “Dan rasa malu adalah cabang dari keimanan” Darimana kita tahu bahwasanya hayāa حياء Ini bukan yang a’lā أعلا bukan juga yang adna أدن. Tapi dia ada diantara yang a’lā dan adna, dia adalah salah satu diantara cabang-cabang keimanan. Nabi shallallāhu alayhi wa sallam tidak menyebutkan apakah rasa malu ini ada di nomor 60 atau 50 atau 40 yang jelas dia adalah satu diantara cabang-cabang keimanan. Yang dimaksud dengan malu disini adalah malu yang menyebabkan seseorang menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allāh. Misalnya √ Malu karena jahil terhadap agamanya kemudian dia belajar √ Malu menjadi seorang laki-laki yang shalāt nya dirumah terus akhirnya dia shalāt berjam’ah di masjid. √ Malu kepada Allāh karena sudah diberi nikmat tetapi nikmat tersebut digunakan untuk kemaksiatan. √ Malu kepada Allāh yang telah memberinya rezeki misalnya tapi tidak semakin baik amalannya tidak semakin baik ketaatannya. Inilah malu yang merupakan cabang keimanan malu yang terpuji. Adapun malu yang menjadikan seseorang meninggalkan perintah Allāh Seperti misalnya √ Ana malu untuk berjilbab nanti dikatakan sok suci. √ Ana malu kalau ke masjid nanti dikatakan sok Shālih. √ Ana malu kalau menghadiri majelis ilmu. √ Ana malu kalau di dalam bus baca Al-Qur’an. √ Ana malu kalau di dalam bus membaca Kitāb agama. Maka ini adalah rasa malu yang tercela dan bukan merupakan cabang dari keimanan. Rasa malu yang merupakan cabang keimanan adalah rasa malu yang hasilnya menjadikan seseorang menjalankan perintah Allāh dan menjauhi larangan Allāh. Beliau ingin menjelaskan bahwasanya iman dengan makna umum mencakup amalan dhāhir maupun amalan bathin. Coba antum lihat yang ada di dalam hadīts, بضع وسبعون شعبة Adakah disini amalan yang dhāhir mengucapkan Lā ilāha illallāh ? Apalagi yang dhāhir? إماطة الأذى عن الطريق Adakah amalan yang bathin? الحياء شعبة من الإيمان Ini adalah amalan bathin Ini adalah Iman secara umum mencakup amalan yang dhāhir maupun yang bathin. Demikian yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya Wallāhu Ta’āla A’lam وبالله التوفيق والهداية والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
Halaqah01 ~ Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Para Malaikat HSI | Muqaddimah Beriman Kepada Para Malaikat Diposting oleh Novi Effendi August 02, 2022 Post a Comment Halaqah 01 ~ Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Para Malaikat | Muqaddimah Beriman Kepada Para Malaikat. 👤 Ustadz 'Abdullāh Roy, MA.
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين Halaqah yang ke-42 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Memperbanyak Al-Hasanah kebaikan dan Menghilangkan As-Sayyi’ah dosa Bagian yang ke 2” Di antara cara memperbanyak Al-Hasanah dan menghilangkan As-Sayyi’ah dosa Yang ketiga memanfaatkan kenikmatan Allah yang telah diberikan kepada kita semaksimal mungkin. Seperti kenikmatan ilmu agama, kesehatan, waktu luang, harta benda, anggota badan yang lengkap dan sehat, jabatan, kenikmatan teknologi, kecerdasan, kenikmatan berbicara dan lain-lain. Menggunakan kenikmatan tersebut di jalan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dengan niat yang benar, yaitu untuk mencari pahala Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Rasulullah ﷺ bersabda yang artinya, Dua nikmat yang banyak manusia yang rugi di dalamnya, kesehatan dan waktu luang Hadits Shahih Riwayat Bukhari. Dalam hadits yang lain Beliau ﷺ mengatakan yang artinya, Sesungguhnya orang-orang kaya, mereka adalah orang yang sedikit hasanahnya pada hari kiamat. Kecuali orang yang Allah berikan kekayaan kemudian bershadaqah kepada yang ada di kanannya, kirinya, depan dan belakangnya dan beramal dengan kekayaan tersebut, amalan yang baik Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim. Yang keempat adalah dengan memperbaiki amalan supaya diterima di sisi Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Karena amalan bisa menjadi hasanah bagi seseorang bila diterima di sisi Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Dan syarat diterimanya amalan ada dua yaitu ikhlas dan sesuai dengan sunnah Rasulullah ﷺ Yang kelima adalah bertaubat dari dosa, yang diiringi dengan iman dan amal shaleh. Karena barang siapa yang melakukan yang demikian itu, maka dosanya akan diganti dengan hasanah. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menyebutkan bahwasanya orang yang menyekutukan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى membunuh jiwa tanpa hak, berzina, maka mereka akan mendapatkan azab yang pedih di hari kiamat. Kecuali apabila dia bertaubat, beriman dan mengerjakan amal shaleh, maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى akan mengganti dosa-dosa mereka menjadi sebuah kebaikan Al-Furqan 68-70. Yang keenam memperbanyak istighfar setiap melakukan dosa atau kurang bersyukur atas nikmat, atau kurang dalam melakukan kewajiban atau lalai dari mengingat Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Rasulullah ﷺ bersabda, طُوْبَى لِمَنْ وَجَدَ فِيْ صَحِيْفَتِهِ اِسْتِغْفَارًاكَثِيْرًا Thuuba bagi orang yang menemukan di dalam kitabnya istighfar yang banyak Hadits Shahih Riwayat Ibnu Majah. Thuuba ada yang mengatakan maknanya adalah surga, ada juga yang mengatakan maknanya adalah nama pohon di surga. Yang ketujuh tidak melakukan amalan yang mengurangi pahalanya. Rasulullah ﷺ bersabda yang artinya, Aku mengetahui ada sebagian umatku yang akan datang pada hari kiamat dengan membawa hasanah sebesar gunung-gunung thihamah. Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menjadikan hasanah tersebut seperti debu yang beterbangan. Maka salah seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah ﷺ tentang sifat mereka, Maka Rasulullah ﷺ mengabarkan bahwasanya mereka adalah saudara-saudara kita. Sholat malam sebagaimana kita sholat malam, akan tetapi mereka apabila dalam keadaan sendiri dengan sesuatu yang diharamkan, mereka pun melanggarnya Hadits Shahih Riwayat Ibnu Majah. itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah selanjutnya. وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah Baca juga HSI 05 – 41 Memperbanyak Al-Hasanah dan Menghilangkan As-Sayyi’ah 1
Halaqahyang ke-76 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "An-Naar (Neraka) dan Adzabnya Bagian yang Pertama" An-Naar secara bahasa adalah api. Secara syariat, An-naar adalah negeri di akhirat yang penuh dengan adzab, yang Allah sediakan untuk orang-orang kafir. Adzab yang sangat pedih dan menghinakan.
Hadith 42 Ce hadith représente un appel pour les musulmans afin qu'ils se repentent sincèrement auprès d'Allah et qu'ils lui demandent pardon. Leçons Il existe trois moyens ou manières qui permettent à un musulman d'être pardonné par Allah. Le premier moyen se trouve dans les douas ou invocations, ceci sont des supplications auprès d'Allah, leurs vertus sont précisément exprimé par Allah dans la sourate 40 Al Ghafir verset 60 Et votre Seigneur dit "Appelez-Moi, Je vous répondrai." Le Prophète Saw, A déclaré "la supplication est l'essence du culte" Al-Tirmidhi. Le Prophète Saw, A également déclaré "lorsque vous suppliez Allah soyez certain de sa réponse." Le Prophète Saw a assuré que les invocations sont garanties par Allah, aussi il y assiste ou y répond lorsque certaines conditions sont remplies. Dans le même temps il y a d'autres choses que le musulman doit éviter de faire pour que sa supplication ai une réponse. Les conditions de supplication ont été examinées dans les précédents hadiths. La chose la plus importante est la concentration totale et l'attention du cœur et d'être rempli de l'espoir que Dieu répondra à cette doua et de ne pas se pressé ni être impatient. Les musulmans pratiquent régulièrement la supplication parce que c'est un processus continu. Parmi les sujets que le musulman doit prier Allah dans sa supplication sont le fait de demander le pardonn de ses péchés, le fait d'être sauvé de l'Enfer et d'être parmi ceux qui entreront au paradis. Les musulmans ont à faire du'a avec plein d'espoir qu'il y ait une réponse. Allah dit dans un Hadith Qudsi "Je suis ce que Mon serviteur attend de moi." Muslim. Le Prophète, Saw Dit dans un autre hadith Aucun musulman qui supplie en invocation, qui ne commet pas de péchés ou me coupe pas les liens avec son entourage,, Allah lui accordera l'une des trois choses soit Allah répondre immédiatement à sa supplication, sinon il lui conservera la récompense pourl'au-delà, ou bien il détournera de lui une quantité équivalente de mal qu'il a pu commettre auparavant il lui en pardonne donc une partie. " Les Compagnons demandèrent qui s'ils continuaient à supplier. Le Prophète Saw', A répondu "Alors Allah vous donnera même les deux." Imam Ahmad. Le second moyen qui nous amène à recevoir le pardon d'Allah est l'Istighfar Demande de pardon, même si quelqu'un a commis beaucoup de péchés. Qu'entend-on par la demande de pardon et l'Istighfar qui est lié à la repentance, qui à son tour, exige également que le musulman abandonne complètement la pratique des péchés commis et qu'il ne persiste plus et se réforme. Istighfar est une forme de culte. Le musulman doit faire et exécuter un grand nombre d'Istighfar tous les jours. Allah nous a ordonné de faire l'Istighfar et a félicité ceux qui effectuent Istighfar. Allah dit dans la sourate 39 al-Zumar verset 53 O Mes serviteurs qui avez commis des excès contre eux-mêmes! Ne désespérez pas de la miséricorde d'Allah. En vérité, Allah pardonne tous les péchés. Certes, il est Pardonneur et Miséricordieux. Il existe de nombreuses formes de Istighfar. Il y a ce que le Prophète, Saw a enseigné à ses compagnons à dire. Il est également rapporté que le Prophète, Saw pratiquait l'isthighfar pour rechercher le pardon d'Allah plus de soixante-dix fois par jour, et, dans certains narration plus de cent fois par jour. Par conséquent, les musulmans sont recommandés et doivent ressentir la nécessaires de faire Istighfar et demander le pardon d'Allah au moins cent fois par jour. La meilleure déclaration du pardon est la déclaration qui est rapporté par le Prophète, Saw, Quand il a dit "O Allah Tu es mon Seigneur. Il n'y a pas d'autre Dieu que Toi. Tu m'as créé et je suis ton serviteur. Je suis ton alliance et la promesse, au mieux de mes capacités. Je me réfugie en Toi de les maux que j'ai fait. je professe pour moi tes bontés sur moi et je confesser mes péchés. Pardonne-moides pêches que j'ai commis contre moi même. " Le Prophète,Saw', Dit Celui qui dit cette déclaration avec certitude à son sujet dans la journée et meurt ce jour-là avant le soir, il est l'un des habitants du Paradis, et quiconque dit cette déclaration avec certitude à son sujet au cours de la nuit et meurt dans la nuit avant la matin, il est l'un des habitants du Paradis. " Al-Bukhari L'Istighfar est recommandé d'être pratiquées par de vrais serviteurs qui recherchent la proximité d'Allah et donc par l'ensemble des est recommandé de le faire le matin, de préférence après la priere al Fajr, et le soir jusqu'au coucher du soleil. Cela devrait faire partie des supplications qu'ils exercent jour et nuit. Allah dit dans Sourate Al Nisa verset 110 Quiconque agit mal ou fait du tort à lui-même, puis aussitôt implore d'Allah le pardon, trouvera Allah Pardonneur et Miséricordieux. La troisième moyen de chercher le pardon d'Allah est le Tawhid qui signifie que le musulman doit adorer Allah seul. Allah doit être adoré sans associer ni lui attribuer quelconque partenaires. Allah dit dans Sourate An Nisa verset 116 Certes, Allah ne pardonne pas qu'on Lui donne des associés. A part cela, Il pardonne à qui Il veut. Quiconque donne des associés à Allah s'égare, très loin dans l'égarement. Parce que le musulman rempli toutes les obligations du Tawhid, il sera pardonné et récompensés Dans un précédent hadith de la collection de l'imam Nawawi des Quarante Hadith, nous avons discuté de l'importance de la réalisation de l'idée de Tawhid où les musulmans aiment ont peur, et glorifient Allah constamment. Par le Tawhid, Les musulmans se réfugier auprès d'Allah et demandent son soutien et son aide. Le Tawhid, signifie que le cœur du croyant devient entièrement consacrée à Dieu. Ce n'est qu'alors que les musulmans seront éclairés, inspirés, et leur Iman ou leur foi seront renforcés et leurs péchés seront pardonnés. Par la réalisation de l'idée de Tawhid, Le musulman réduit également les chances de commettre des péchés parce que son cœur est entièrement consacrée à Dieu. Tawhid est l'essence du message de chaque prophète. Tous les prophètes, paix soit sur eux, ont été envoyés avec le message de Tawhid; Qu'Allah est le seul qui mérite d'être adoré et d'être totalement respectée. Malheureusement, beaucoup de musulmans d'aujourd'hui ne respectent pas la réalisation de Tawhid. Beaucoup de musulmans violent Tawhid, Par exemple, il existe certains groupes de musulmans que de lors de l'abattage d'une bête supplient des musulmans morts. En faisant ces actes ils associent quelque chose à Allah, ils violent les messages les plus importants de l'Islam qu'est la réalisation de Tawhid. Si nous voulons être de bons musulmans envers Allah, nous devrions suivre la voie des awliya ' Allah serviteurs d'Allah. Nous devons suivre leurs habitudes et pratiques mentionnées au hadith 38. Ils avaient des bonnes mœurs, ils ont adoré Allah, le craignaient, avait la conviction totale ou la foi en Allah et en Ses messagers, et ils ont été soumis à Allah et ont suivi ses instructions - ce compris l'exécution de bonnes actions. Cette obéissance a été fondée sur la crainte d'Allah, se repentir à Allah et la soumission à Sa volonté. En outre, ils ont été caractérisés avec un dévouement, d'honnêteté et sincérité. Si nous voulons le faire dans le bon sens nous devrions adhérer à ce qui est mentionné ci-dessus et agir comme les awliya ' Allah quand ils étaient vivants. Allah nous dit dans le Coran que c'était ce qui a conduit le peuple de Noé à se dérober quand ils ont commencé glorifiant et en donnant leurs justes morts un statut plus élevé que ce qu'ils méritaient. Cela les conduit à adorer ces morts plus tard, dans la mesure où certains d'entre eux fait des idoles de ces personnages célèbres. Ceci a finalement conduit à leur destruction par Allah. En raison de malentendus ou de la méconnaissance de l'essence du message de Tawhid, beaucoup de musulmans aujourd'hui effectuent de mauvais actes interdits. Certains d'entre eux peut être dispensé pour une raison ou une autre, mais ce sont des actes terribles qui déplaisent à Allah et à mener à se dérober. C'est très risqué, car beaucoup de musulmans qui tombent dans ces catégories doivent repenser à ce qu'ils font. Ils doivent se repentir à Allah et implorer Son pardon, car Il est l'Unique envers lequel nous devons chercher le pardon. Il est celui qui nous aide et Il est celui que nous devons obéir et compter. La réalisation de Tawhid est très important pour tous les musulmans. Il s'agit de la dernière partie du hadith. En outre, il est le dernier hadith dans la collecte de l'Imam Nawawi. Ceci est très important pour nous que les musulmans depuis cette dernière partie résume la chose la plus importante dans l'Islam et qui est le Tawhid. C'est un message d'Allah à tous les musulmans afin de s'assurer que leurs Tawhid est sincère et pure. Il est important de réaliser qu'il ne faut attribuer aucun partenaires à Allah. Ce faisant, ils sont assurés qu'ils recevront le pardon d'Allah, même s'ils ont commis d'autres péchés. Pour réaliser Tawhid Les musulmans doivent remplir toutes ses obligations envers Allah en mettant pleinement en soumettant à Sa volonté, en l'adorant, lui obéir et à la suite Ses conseils et de la révélation et d'éviter ce qui suit - Éviter toutes formes d'association, Que ce soit dans les paroles ou les actes visibles ou cachés. - Ils devraient aussi éviter de désobéir ou de commettre des péchés parce les péchés affaiblissent le Tawhid. - Éviter Riya ' Faire des choses dans un intérêt mondain non pour l'amour d'Allah. - Les musulmans doivent également éviter les innovations ou les hérésies, car cela conduira à l'affaiblissement de Tawhid. - Éviter toute forme d'hypocrisie spécialement dans les actions répétées qui sont considérés comme des traits de la Munafiqun tels que avoir omis de tenir une promesse, le mensonge, la transgression dans les querelles et les différends. En général, les musulmans doivent éviter tout acte illégal qui mène à la malhonnêteté, la mauvaise foi, et la transgression. Conclusion Ce hadith mentionne trois voies qui mènent au pardon d'Allah. Il convient de noter que ce ne sont pas les seuls moyens. Les érudits musulmans mentionnent d'autres moyens et façons de recevoir le pardon, comme nous l'avons vu dans les précédents hadiths, Comme la persistance dans les difficultés, la mise à l'essai, la maladie, la patience, la torture dans la tombe, le fait d'éviter les péchés majeurs, les situations horribles du Jour du Jugement, le fait de suivre le comportement du ProphèteSaw … Il est possible d'être pardonné de ses péchés en effectuant les piliers de l'Islam, le jeûne des jours spécifiques tels que le jour de l'Achoura et le jour de Arafa, ainsi que et l'intercession Shafa'ah du Prophète, Saw ou Et l'intercession des croyantsqui est subordonnée à l'autorisation d'Allah.
. 447 360 70 193 139 474 355 408
halaqah 42 beriman kepada hari akhir